Andong Transportasi Wisata Kota Yogyakarta yang Menarik Wisatawan

Andong kendaraan yang ditarik kuda ini adalah salah satu transportasi tradisional yang dipertahankan di Yogyakarta untuk memberikan ciri khas wisata Yogyakarta sebagai kota budaya yang kuat mempertahankan tradisi.  Moda transportasi boleh modern tetapi budaya dan tradisi lama masih tetap dipertahankan di Yogyakarta. Sehingga wajarlah jika Yogyakarta disebut juga sebagai kota budaya.
Andong beroda empat di jalan Malioboro, Yogyakarta
Hal lain yang penting juga andong tidak menimbulkan polusi  asap karbon dan juga tidak memerlukan bahan bakar bensin. Mungkin dulu andong dianggap tidak manusiawi  karena memperdayai  hewan seperti kuda tetapi pada kenyataanya moderenisasi transportasi telah merubah alam lebih tidak manusiawi.
Kuda andong yang matanya tertutup agar mengikuti arah sesuai isyarat tali kusir
Ada banyak macam-macam istilah selain andong, seperti bendi, sado atau sebutan kereta kuda  semua istailah itu merujuk pada transportasi yang beroda dan ditarik oleh kuda.  Di bagian depan sang  kusir dengan memegang  dua tali kendali kuda berada didepan dan mengarahkan andong dengan mengarahkan arah gerak kuda.

Mata kuda tertutup dan hanya tahu arah berdasarkan isyarat dari sang kusir yang menarik-narik tali  yang ada dikiri atau kekanan untuk  mengarahkan kuda.  Jika tali kanan yang ditarik maka kepala kuda akan kearah kanan dan kuda akan mengarahkan jalannnya kearah kanan, tetapi jika tali kiri yang ditarik arah kepala kuda akan ke kiri dan kuda akan bergerak ke arah kiri. 

Andong di pusat wisata kota Yogyakarta
Seorang kusir juga memegang pecut kecil sekedar untuk menggertak kuda agar berlari.  Jika andong ingin dihentikan maka kedua tali kiri dan kanan akan ditarik sehingga kepala kuda akan tertarik kebelakang juga  sambil  kepala kuda menyunga ke atas, isyarat ini  dipahami kuda untuk menghentikan langkahnya.
Secara umum andong ini ada yang beroda dua ada juga yang beroda empat.  Andong yang beroda empat memiliki roda yang lebih besar dibelakang dan  roda yang lebih kecil didepan. Andong jenis ini  berpenumpang lebih banyak karena sasis andong leboh panjang, dan penumpangnya menghadap kesamping  tetapi andong yang beroda dua penumpangnya menghadap kedepan. 

Masyarakat Yogya biasa menyebut andong berroda dua dengan sebutan delman. Sedangkan yang beroda empat lebih disebut kereta atau kereto kencono. Naik andong beroda empat atau dua ini pada masa lalunya sangat menentukan status seseorang. Biasanya kalangan bangsawan dan keluarga keraton pada masa  lalunya menggunakan kerato kencono  yang beroda empat.

Andong sedang menunggu penumpang
Kuda-kuda yang digunakan untuk menarik kereta kuda pada umumnya adalah kuda-kuda dewasa yang gagah.  Seekor kuda yang besar dan kuat akan menarik andong dengan ringan dan cepat. Kuda=-kuda seperti ini biasanya menarik andong yang beroda empat dan berpenumpang lebih banyak.

Seorang kusir yang menarik andong di jalan-jalan Malioboro karena untuk memikat wisatawan pada umumnya menggunakan baju adat Jawa.  Tentu hal ini akan menarik wisatawan untuk naik andong dan berselfie bersama kusir sambil menikmati perjalanan andong yang bersuara kaki kuda.
Andong dilihat dari depan
Pada masa lalunya keberadaan andong  sangat melekat dengan fasilitas transportasi para raja-raja Mataram.  Para  Raja Yogya banyak memiliki koleksi-koleksi andong yang dibentuk secara khusus dan indah, seperti  kereto kencono.  Kereta kencono  milik kraton biasanya malah ditarik oleh lebih dari satu kuda yang besar dan gagah.  Posisi tempat duduk penumpang menghadap kedepan.  Kraton Jogjakarta juga memiliki koleksi  kereta kerajaan yang disimpan di Museum Roto Jogja.

Kereta kuda milik keraton terbuat dari bahan utama dari andong adalah kayu dan besi. Jenis kayu yang digunakan biasanya kayu jati atau waru karena kayu tersebut memiliki kualitas yang baik dengan serat kayu yang halus.  Kualitas ukuran dan finisingnya juga menentukan keindahan sebuah andong. Proses pembuatan andong dilakukan secara tradisional dan manual. Andong juga ada yang dibaut dari bahan besi atau kuningan. Andong seperti ini biasanya sangat special dan dipergunakan oleh para raja-raja.

Pusat andong di Yogyakarta adalah di jalan Malioboro, ada banyak andong baik yang sedang menunggu penumpang atau sedang jalan mengantarkan penumpang ke tempat yang mereka tuju. Sebagian besar penumpang adalah wisatawan yang datang untuk menikmati wisata kota Yogyakarta.

Hal unik lainnya dengan andong di Yogyakarta dapat dipesan secara on line dengan aplikasi, yang bertujuan meningkatkan gairah pariwisata Yogyakarta.  Andong on line ini sementara hanya tersedia disekitar jalan Malioboro yang merupakan pusat destinasi wisata Kota Yogyakarta.

Photografer : Azzahra R.

TheIndonesiaAdventure.com Team Writter
#TheIndonesiaAdventure