Sejarah Gedung BNI 1946 di Jalan Trikora, Yogyakarta

Ada kalanya kita ingin mendapatkan informasi sejarah masa lalu tentang keberadaan gedung-gedung tua yang sampai sekarang masih eksis dan bahkan masih digunakan. Salah satu gedung yang patut mendapatkan perhatian karena bernilai sejarah adalah Gedung BNI 1946 di Yogyakarta.

Gedung cantik dan megah itu berada di posisi yang sangat strategis di jantung Kota Yogyakarta.  Saat ini gedung ini digunakan oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara perbankan yang cukup tua dan terkenal di Indonesia, yaitu Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk yang lebih  terkenal dengan sebutan BNI 1946.  BUMN ini adalah BUMN pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Bangunan ini tepatnya berada di Jalan Ahmad Dahlan dan Jalan. Trikora No.1, Kampung Kauman RT/RW: 38/11, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta.  Berdekatan dengan Gedung Agung Yogyakarta, juga berdekatan dengan pusat destinasi wisata Yogyakarta, jalan Malioboro.

Gedung BNI 1946 di Yogyakarta
Gedung BNI 1946 di Yogyakarta.
Status kepemilikan ada pada Pemerintah yang dikelola oleh BNI 1946. Gedung ini memiliki nilai arkeologis sebagai bangunan bergaya arsitektur Indis. Ciri khusus bangunan ini pada bagian dinding dihiasi dengan ornamen pilar semu dan roster yang berfungsi sebagai sirkulasi udara dan pencahayaan sekaligus untuk mempercantik tampilan arsitektur.

Gedung BNI 1946
Gedung BNI 1946 berada di pusat Kota Yogyakarta.

Pada zaman Belanda, gedung ini digunakan untuk kantor Asuransi yang diberi nama Kantor Nederlandsch- Indische Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ).  NILLMIJ merupakan perusahaan asuransi jiwa yang didirikan oleh C.F.W. Wiggers van Kerchem pada 31 Desember 1859.  Kerchem adalah seorang  financier pertama di Hindia Belanda. Van Kerchem juga kelak menjadi Presiden Direktur De Javasche Bank periode 1863-1868.

Gedung BNI 1946
Gedung BNI 1946 berdekatan dengan pusat wisata Yogyakarta, Jalan Malioboro.

Perusahaan asuransi NILLMIJ melalui kecakapan Van Kerchem mampu meyakinkan Pemerintah Hindia Belanda di Batavia untuk menjadikan NILLMIJ sebagai salah satu tempat menabung para pegawai pemerintahan dan militer Hindia Belanda. Selain itu juga NILLMIJ mengelola sistem pensiun pegawai pemerintah.

Pada pendudukan Jepang, Tentara Dai Nippon menggunakan gedung itu sebagai kantor Radio Jepang dengan nama Hoso Kyoku yang kedepan menjadi cikal bakal Radio Republik Indonesia. Setelah Indonesia merdeka gedung dan stasiun radio itu diteruskan untuk siaran radio Mataramse Vereniging Voor Radio Omroep (MAVRO) oleh Pemerintah RI.   MAVRO ini sebagai perintis Radio Republik Indonesia (RRI) Nusantara II Yogyakarta. Pada 11 September 1945 akhirnya MAVRO resmi menjadi Radio Republik Indonesia (RRI).

Gedung BNI 1946, Yogyakarta.  Suasana pada malam hari.

Pada saat itu RRI Yogyakarta juga dinamakan radio perjuangan karena turut ambil peranan yang penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.  RRI gencar menyiarkan berbagai berita mengenai perjuangan ke dunia luar, dan juga memberikan semangat dalam perjuangan para pejuang RI di  Magelang, Ambarawa, dan Semarang.

Akhirnya pada 5 Juli 1946 dibentuklah BNI 46 Yogyakarta yang diprakarsai oleh Margono Djojohadikusumo dengan tujuan untuk kelancaran pemerintah di bidang keuangan dan perekonomian masyarakat Yogyakarta dengan didasari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 1946 tentang pembentukan BNI.

Gedung yang semula milik RRI itu dialihfungsikan menjadi gedung BNI 1946. Upacara peresmian dilakukan oleh Wakil Presiden (Wapres) Mohammad Hatta yang diselenggarakan di gedung bersejarah itu. Sejak saat itu operasional BNI 1946 dijalankan dari gedung itu sebagai perintis BNI 1946 yang kemudian berkembang ke seluruh Indonesia.
 
Gedung BINI 1946 dirancang oleh seorang Belanda kelahiran Tulungagung bernama Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels. Pembangunan gedung cantik bersejarah itu dimulai  pada tahun 1921 dan akhirnya selesai dibangun tahun 1922.

Gedung BNI 1946 Kota Yogyakarta
Taman Kota di depan Gedung BNI 1946 Kota Yogyakarta

Gedung-gedung kantor NILLMIJ di berbagai kota di Hindia Belanda memiliki arsitektur yang tinggi dan berselera Eropa termasuk Gedung NILLMIJ.  Luas gedung  ini  1.141,8 m² di atas lahan seluas 1.343,8 m² ini terlihat megah dan kokoh. Frans Johan Louwrens Ghijsels adalah arsitek yang terkenal pada masa itu dan memiliki kemampuan untuk mendesign gedung-gedung kantor Belanda dengan gaya Art Deco.

Ciri dari Gedung BNI 1946 ini adalah adanya pilar-pilar semu pada dinding yang tinggi dengan jendela yang lebar dan tinggi juga.  Pintu dan pilar-pilar tinggi adalah ciri-ciri gedung ala Eropa yang sedang trend pada masa itu. Selain pilar semu di dinding juga dihiasi dengan roster yang berfungsi untuk sirkulasi udara dan pencahayaan. Bangunan megah ini sekarang menjadi salah satu penanda (landmark) pusat Kota Yogyakarta.

Tag. : Gedung BNI 1946, BNI, Sejarah gedung BNI, BNI Yogyakarta, sejarah BNI 1946, Gedung bersejarah di Yogyakarta, Yogyakarta, Wisata Yogyakarta