Kulintang Alat Musik Tradisional Lampung, Tidak Sekedar Alat Musik Tetapi Juga Sakral

Masyarakat adat Lampung  sering menyebut alat musik ini sebagai kulintang dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah gamolan. 


Alat musik kulintang atau gamolan ini hampir ada pada semua masyarakat adat yang berakar dari budaya Melayu di Indonesia, Malaysia, Brunai dan juga Thailand.

Alat musik kulintang Lampung ini hampir serupa dengan gamelan Jawa, tetapi ada banyak perbedaanya. 


Dimainkan oleh beberapa orang untuk menghasilkan suara melodi dan juga beberapa untuk suara pengiring dan suara akor. Gabungan kedua suara ini menghasilkan simponi yang menarik dan dinamis.


Seperangkat kulintang terdiri atas beberapa alat musik tabuh seperti gendang, gong yang dipasang bergantung dan juga cenong  atau gong bulat kecil yang terbuat dari perunggu disusun berbaris dengan ukuran yang berbeda diatas kotak kayu panjang. Setiap cenong atau gong kecil menghasilkan nada yang berbeda untuk menghasilkan suara melodi dan juga accord pengiring.


Alat musik itu biasanya ditabuh untuk mengiringi acara-acara adat seperti acara begawi, yaitu acara adat untuk mendapatkan gelar adat sebagai penimbang adat. Selain itu juga acara seperti balin adok atau acara untuk mendapatkan nama dalam adat. Acara cangget mulai meranai berupa berkumpulnya bujang dan gadis untuk mendapatkan jodol dan acara adat lainnya. Hal inilah yang menempatkan alat musik kulintang dianggap sakral karena menjadi bagian dari seremonial adat Lampung.


Paduan alat musik ini juga digunakan untuk iringan tarian seperti tari sigeh penguntin, tari melinting, tari cangget, tari sembah, tari bedana dan lain lain.


Masyarakat adat Lampung yang sangat beragam menamai kulintang ini juga dengan penamaan yang berbeda, sebagai contoh kulintang Kacak Tanding (Terbanggi Besar), kulintang Gemaraw (Batu Berak), kulintang Cakra (Gunung Wani), kulintang Ngabehi Kibang (Menggala), dan kulintang Sakti Pagar Dewa (Menggala). Tiap-tiap kulintang ini memiliki nilai sejarah dan adat istiadat yang sangat mewarnai masyarakat adat Lampung,


The Indonesia Adventure