Legenda Terkenal Telaga Warna di Dataran Tinggi Dieng

Dataran tinggi Dieng ( Dieng Plateau) yang berada di Wonosobo Jawa Tengah banyak menyimpan cerita rakyat (forklore) atau legenda yang diturunkan dari mulut ke mulut sampai beberapa generasi.


Keindahan Telaga Warna, Wonosobo, Jawa Tengah


Dieng yang sangat terkenal indah dan mempesona dengan ketinggian  2000 MDPL. Memiliki kontur pegunungan dan juga lembah dilengkapi dengan adanya telaga dan juga kawah tentu sangat menarik untuk dikunjungi dan banyak legenda yang terkait dengan lokasi ini.


Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo, Jawa Tengah


Salah satu yang semakin membuat pesona di Dieng adalah adanya sebuah telaga berupa endapan air alami yang berada dalam area rendah. Telaga sama dengan danau tetapi lebih kecil. 


Pemandangan Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo yang sangat indah


Telaga yang berada di Kawasan Wisata Dieng ini bernama Telaga Warna yang sangat unik karena warna airnya yang dapat berubah-ubah. Perubahan warna di Telaga Warna ini adalah sesuatu yang menarik dan ditunggu-tunggu.


Perbukitan Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah


Perubahan ini disebabkan perubahan kadar sulfur dan juga oleh pantulan cahaya matahari dari lingkungannya. Ada beberapa warna yang biasa muncul di Telaga Warna seperti biru, kuning, hijau atau kombinasi pelangi yang sangat menarik.


Di budaya masyarakat luas lokal sekitar banyak menyimpan cerita menarik terkait Telaga Warna ini atau cerita mengenai Dieng, baik berupa legenda  asal usul atau cerita tentang mitos yang diyakini oleh masyarakat sekitar.


Legenda Pakaian Putri dan Ratu 


Salah satu kisah yang paling terkenal adalah kisah pakaian  seorang Putri dan ratunya yang berwarna warni. Suatu hari seorang Putri raja dan ratunya sedang mandi di Telaga Warna yang indah Pakaian Putri raja dan ratu yang berwarna warni diletakkan di atas bebatuan dipinggir  telaga itu.


Air yang jernih dan segar membuat sang putri tidak sabar untuk berenang. Segeralah  sang putri berenang di telaga itu. Sang ratu juga ikut berenang karena khawatir dengan putrinya dan ingin menemaninya. 


Setelah beberapa lama mereka berenang sang putri  dan ratunya berjejak naik ke atas dan segera menuju tempat pakaian diletakkan, tetapi api yang terjadi ada angin berhembus kencang yang menerbangkan pakaian putri dan ratunya, dan akhirnya pakaian itu jatuh ke air telaga. Apa yang terjadi berikutnya muncul keanehan karena warna air telaga itu ikut berubah menjadi seperti berwarna pakaian putri dan ratu tersebut.


Kalung Putri Gilang Rukmini di Telaga Warna


Kisah legenda menarik lainnya yaitu dikisahkan pada masa lalu ada seorang raja yang sangat terkenal dan sangat berkuasa juga sangat dihormati dipatuhi dan disayangi oleh rakyatnya.


Sang raja memiliki seorang Putri raja bernama Gilang Rukmini yang sangat terkenal kecantikannya seantero negeri, tetapi sayangnya karena terlalu disayang dan dimanjakan sang putri memiliki sifat yang sangat buruk. 


Putri Gilang Rukmini adalah anak satu satunya semata wayang yang sudah lama dinantikan setelah sebelumnya Sang Permaisuri tidak kunjung hamil, karena itulah sang sangat dimanjakan dan selalu dituruti kemaunnya oleh Sang Raja 


Suatu hari sang putri yang sedang sedih dan pemurung dan selalu marah-marah tanpa sebab. Hal ini diperhatikan oleh ayahnya sang raja. Melihat putrinya itu sang raja juga ikut bersedih, dan berpikir apa gerangan yang membuat putrinya seperti ini. Raja itu tahu sebentar lagi sang putri akan semakin dewasa dan suatu saat tentu akan dipinang oleh calon suaminya.


Sang raja berencana akan menghadiahi sebuah kalung untuk putrinya jika sampai pada waktunya nanti usianya sudah menginjak 17 tahun. Raja berharap putrinya dapat berubah lebih ceria dan tidak bersedih lagi.


Suatu hari saat putri raja sudah mencapai umur 17 tahun, saat yang dinantikan tiba. Sang raja sudah tidak sabar lagi untuk memanggil putrinya dan memberi hadiah sebuah kalung yang rencananya akan langsung dipakaikan ke sang putri. Sang raja sudah membayangkan sang putri tentu akan semakin cantik dan tentunya bahagia.


Sang raja segera memanggil seorang dayang istana untuk memanggil putrinya. Sang Putri Gilang Rukmini yang masih saja bersedih dan pemurung menghadap ayah sang raja yang duduk bersama ibunya Sang Permaisurinya.


"Hai Ayahanda Sang Raja apa gerangan memanggil aku?" Kata Sang Putri.


"Anakku Putri Gilang Rukmini aku melihat mu akhir-akhir ini terlihat sedih, padahal kau sudah semakin dewasa dan sudah berusia 17 tahun." Kata Sang Raja 


"Iya ayahanda aku gundah seharusnya ada, hadiah untuk ku yang layak dan aku senangi," kata Putri Raja.


"Iya tentu Ayahmu akan memberi hadiah yang sangat istimewa. Ayah ingin kau kembali ceria seperti masa masa lalu ketika kau kecil, aku bahagia jika kau seperti itu," kata Sang Permaisuri.


"Apakah gerangan hadiah itu, aku ingin sesuatu dari emas berlian yang indah dan mahal harganya," Tukas Sang Putri.


"Iya nak tentu itu yang terbaik untuk mu," kata Sang Raja seraya membuka kotak yang terbuat dari emas. Sang Raja mengeluarkan isinya terlihat sebuah kalung yang berkilauan karena terbuat dari emas berlian mahal yang  sangat berwarna dan sangat indah.


Sayangnya Putri Gilang Rukmini tidak menunjukkan rasa senang sedikitpun. Iya justru mengejek.


"Hai Ayahanda benda buruk apa itu warnanya sangat norak sekali, aku tak mau memakainya," kata Sang Putri dengan ketus.


"Cobalah kau lihat dulu nak," kata Sang Permaisuri dengan sabar dan tersenyum.


"Tidak mau,", kata Sang Putri dengan wajah membelakangi kalung yang akan diserahkan Sang Raja.


Sang Raja sangat kecewa dengan sikap putrinya itu, padahal kalung itu adalah kalung terbaik yang ada di negeri itu, ternyata sang Putri masih tidak suka.


"Cobalah nak kau lihat dan pegang dulu," kata Sang Raja berharap.


Tiba-tiba Sang Putri berbalik menghadap Sang Raja seraya mengambil kalung tersebut, tetapi bukan untuk dicoba dipakai.  Sang Putri justru melempar kalung itu jauh sekali ke luar jendela istana. 


Tiba-tiba apa yang terjadi dari lokasi jatuhnya kalung itu muncul semburan air yang awalnya kecil, lama kelamaan terus membesar dan semakin membesar. Akhirnya tenggelam lah kerajaan itu dan muncullah telaga yang diberi nama Telaga Warna. Warna telaga itu mirip dengan berbagai berlian yang ada di kalung itu.


Batu Cincin Bangsawan yang Berwana-Warni


Ada lagi kisah lain pada zaman dahulu ada seorang bangsawan yang sangat kaya raya.  Bangsawan ini masih keturunan raja yang pada masa itu masih berkuasa. Semua laki-laki bangsawan keturunan raja selalu diberi tanda dengan memakai sebuah cincin sakti yang memiliki keajaiban yang berbeda-beda 


Bangsawan itu memiliki hobi berburu untuk berlatih berkuda ke hutan. Suatu waktu Sang Bangsawan bersama dengan pengawalnya pergi ke hutan untuk berburu dengan mengendarai kuda.


Sesampai di hutan Sang Bangsawan melihat seekor kijang yang cukup besar. Sang Bangsawan segera mengejar dan memanah buruannya. Sayangnya buruannya lari dan anak panah jauh dari sasaran. 


Sang Bangsawan terus mengejar penasaran karena buruannya hampir lepas. Di suatu tempat kijang itu terlihat lagi sedang memakan rumput di pinggir telaga.


Sambil mengendap-endap Sang Bangsawan agak mendekati buruannya. Iya  mulai memasang anak panahnya yang dipegang dengan tangan kanan dan busurnya dengan tangan kiri. Tanpa disadari cincin saktinya tersangkut dipangkal anak panahnya.


Saat buruannya sudah terasa dekat Sang Bangsawan melepaskan anak panah dan juga tanpa disadarinya cincin lepas dari jarinya dan terlempar ke telaga. 


Kali ini sasarannya tepat mengenai kijang itu. Kijang itu roboh dan terjatuh bersamaan dengan perubahan warna telaga seperti warna batu cincin Sang Bangsawan. Melihat hal itu Bangsawan kaget karena dia baru sadar kalau cincinnya terlepas masuk ke telaga.


Sang Bangsawan terpengaruh dengan pandangan telaga didepannya yang berubah berwarna batu cincinnya.


The Indonesia Adventure