Menapaki Jejak Sejarah, Pesona Megahnya Kota Palembang dan Kulinernya yang Menantang

Palembang, sebuah nama yang tak asing lagi bagi para penikmat sejarah dan keindahan. Ibu kota Provinsi Sumatra Selatan ini memancarkan pesona megahnya sebagai pusat peradaban di Asia Tenggara. Kota yang meliputi luas wilayah 400,61 km² ini dihuni oleh lebih dari 1,7 juta penduduk pada tahun Juni 2022, menjadikannya salah satu kota terpadat dan terbesar kedua di Sumatra serta kota terpadat keenam di Indonesia.

Jembatan Ampera yang menyeberangi Sungai Musi di Kota Palembang.

Seiring dengan gemerlapnya sejarah yang melingkupi setiap sudutnya, Palembang juga memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia. Kota ini menjadi saksi bisu perjalanan zaman, dengan jejak-jejak kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara, Kedatuan Sriwijaya. Pada abad ke-9, Sriwijaya menguasai Nusantara dan Semenanjung Malaya, membawa kejayaan dan kebesaran bagi Palembang. Karena itulah, kota ini juga dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya".

Keberadaan Palembang sebagai kota tertua di Indonesia tak bisa dipungkiri. Sebuah prasasti bersejarah bernama Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang, barat Kota Palembang, menegaskan bahwa pada tanggal 16 Juni 683 Masehi, sebuah wanua atau kota telah dibentuk. Inilah titik awal dari perjalanan panjang kota Palembang yang melintasi waktu dan menyimpan beragam cerita tak ternilai.

Palembang juga menawarkan keindahan alam dan arsitektur yang memukau. Kota ini juga diberi julukan "Venesia dari Timur" oleh dunia Barat, mengingat kemiripannya dengan kota Venesia yang dikelilingi oleh sungai dan kanal yang menjadikannya seperti surga air di Asia Tenggara. Selain itu, julukan "Serambi Hadramaut" melekat pada Palembang karena keberadaan Habaib yang langka, memberikan sentuhan unik dari budaya Arab di tengah kekayaan budaya Indonesia.

Tak hanya pesona sejarah dan julukan yang memikat, Palembang juga menawarkan kehidupan metropolitan yang berkembang pesat. Pemerintah pusat telah mengembangkan wilayah ini menjadi wilayah metropolitan dengan kawasan yang disebut Patungraya Agung atau Palembang Raya. Bersama dengan beberapa kabupaten tetangganya, seperti Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Palembang menjadi pusat pertumbuhan dan kemajuan di Indonesia.

Dalam perjalanan melintasi jalan-jalan kota tua Palembang, kita dapat merasakan aura masa lalu yang tetap hidup. Bangunan-bangunan bersejarah, seperti Keraton Kuto Kecik, menawarkan pesona arsitektur tradisional yang megah. Tidak hanya itu, jembatan Ampera yang ikonik melintasi Sungai Musi menjadi simbol kebersamaan dan kekuatan masyarakat Palembang.

Tidak bisa lepas dari pengaruh sejarah, kuliner Palembang juga mencuri perhatian. Kelezatan Pempek, makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu, memukau setiap lidah yang mencicipinya. Rasanya yang gurih, tekstur yang kenyal, dan kuah cuka yang segar menciptakan harmoni sempurna dalam setiap gigitan. Juga, pempek tidak akan lengkap tanpa pengiring seperti tekwan dan model, memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Dengan segala keindahan alam, kekayaan sejarah, dan kehidupan metropolitan yang berkembang pesat, Palembang menjadi destinasi yang tidak boleh dilewatkan. Jejak sejarah yang kuat dan kebesaran Sriwijaya yang tercermin di setiap sudutnya mengajak kita untuk memahami dan menghargai perjalanan panjang yang telah dilalui oleh kota ini. Inilah Palembang, sebuah kota yang menggabungkan kekuatan masa lalu dan kemajuan masa depan dengan elegan.


Jejek Sejarah Kota Palembang Hingga Menjadi Kebudayaan yang Mengakar

Palembang, sebuah nama yang terpatri dalam sejarah dan kekayaan budaya Nusantara. Asal usul nama Palembang memiliki beberapa versi yang menggambarkan keadaan geografis dan peranannya dalam perjalanan sejarah. Salah satu versi menyebutkan bahwa Palembang berasal dari kata "Pa-lembang" yang memiliki arti tempat yang digenangi air. Topografi kota yang dikelilingi oleh air, baik sungai maupun rawa, memberikan gambaran tentang kondisi geografis Palembang yang terendam air. Data statistik pada tahun 1990 bahkan menunjukkan bahwa 50% tanah Palembang masih tergenang oleh air.

Versi lain mengaitkan asal usul nama Palembang dengan kata "limbang" dalam bahasa Jawa yang berarti membersihkan biji atau logam dari tanah. Dalam konteks ini, Palembang dianggap sebagai tempat di mana biji atau logam tersebut dipisahkan dari tanah menggunakan alat sederhana seperti keranjang kecil yang digunakan untuk mengayak tanah di aliran sungai. Kata depan "Pa" dalam bahasa Jawa menunjukkan tempat berlangsungnya usaha atau keadaan. Dalam hal ini, Palembang berperan penting sebagai pusat pencucian emas dan biji timah pada masa lalu.

Sebagai salah satu pusat dari Kedatuan Sriwijaya, Palembang memiliki sejarah yang kaya dan penting. Pada abad ke-11, serangan dari Kerajaan Chola mengakibatkan kehilangan kekuatan dan peran Palembang sebagai pelabuhan internasional. Namun, Palembang tetap memegang peran penting dalam perdagangan regional. Kronik Tiongkok juga menyebutkan nama "Pa-lin-fong" yang merujuk kepada Palembang pada abad ke-12.

Pada awal abad ke-15, Palembang menjadi sasaran serangan dari perompak Chen Zuyi yang berasal dari Tiongkok. Namun, armada bajak laut Chen Zuyi berhasil ditumpas oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407. Hal ini menunjukkan peran penting Palembang sebagai pusat perdagangan maritim yang menarik perhatian bangsa-bangsa di Asia.

Pada tahun 1513, Tomé Pires, seorang apoteker Portugis, mencatat keberadaan Palembang yang saat itu dipimpin oleh patih yang ditunjuk dari Jawa. Palembang turut serta dalam serangan terhadap Malaka yang pada waktu itu dikuasai oleh Portugis. Pada tahun 1659, Palembang menjadi kesultanan dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun, keberadaan Kesultanan Palembang tidak bertahan lama setelah dihapus oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1823.

Setelah dihapusnya kesultanan, Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu. Meski mengalami perubahan politik dan penjajahan, kekuatan dan kejayaan Palembang tetap bersemi dalam budaya dan makanan khasnya yang terkenal, seperti Pempek dan Mie Celor.

Palembang, dengan segala kekayaan sejarahnya yang mempesona, menjadi destinasi yang mengundang untuk dijelajahi. Setiap sudutnya mencerminkan jejak-jejak masa lalu yang membangkitkan rasa ingin tahu dan kekaguman akan perjalanan panjang yang telah dilalui oleh kota ini. Keindahan alam, warisan budaya, dan keramahan penduduknya menjadikan Palembang sebagai tempat yang tidak boleh dilewatkan dalam petualangan sejarah kita.


Kota Palebang, Kedatuan Sriwijaya dan Temuan Prasasti Sriwijaya

Prasasti-prasasti ini merupakan peninggalan bersejarah yang terkait dengan Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan maritim yang pernah berkuasa di wilayah Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Mereka memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan politik, sosial, dan budaya pada masa tersebut. Mari kita telusuri setiap prasasti ini untuk menggali lebih dalam tentang warisan Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Kota Kapur: Prasasti ini ditemukan di Pulau Bangka bagian Barat. Prasasti ini memberikan informasi tentang hubungan perdagangan dan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan pengaruh Sriwijaya yang luas dalam membangun jaringan perdagangan maritim.

Prasasti Kedukan Bukit: Prasasti ini memiliki makna penting karena menyatakan pembentukan sebuah wanua (kota) pada tanggal 16 Juni 683 Masehi. Prasasti ini menegaskan status Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Selain itu, prasasti ini juga mencatat hubungan antara Kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan-kerajaan tetangga.

Prasasti Palas Pasemah: Prasasti ini ditemukan di daerah Pasemah, Sumatra Selatan. Prasasti ini memberikan informasi tentang pemberian wilayah kekuasaan oleh raja Sriwijaya kepada seorang penguasa setempat. Hal ini menggambarkan struktur politik dan administrasi Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Telaga Batu: Prasasti ini ditemukan di wilayah Talang Padang, Sumatra Selatan. Prasasti ini menyimpan informasi tentang pemberian hak tanah oleh raja Sriwijaya kepada seorang pendeta agung. Prasasti ini mencerminkan peran agama dan kepercayaan dalam tatanan sosial masyarakat pada masa itu.

Prasasti Karang Berahi: Prasasti ini ditemukan di daerah Palembang. Prasasti ini memberikan informasi tentang penghargaan yang diberikan oleh raja Sriwijaya kepada seorang kepala desa yang berjasa. Hal ini menunjukkan sistem penghargaan dan pengakuan dalam masyarakat Sriwijaya.

Prasasti Talang Tuo: Prasasti ini ditemukan di daerah Talang Tuo, Sumatra Selatan. Prasasti ini memberikan informasi tentang pembangunan sebuah bangunan suci yang dipersembahkan kepada dewa-dewa. Hal ini mencerminkan kegiatan keagamaan dan adat istiadat yang dijalankan oleh masyarakat Sriwijaya.

Prasasti Hujung Langit: Prasasti ini ditemukan di daerah Muara Takus, Riau. Prasasti ini menyimpan informasi tentang pembangunan candi oleh raja Sriwijaya. Hal ini menunjukkan kegiatan pembangunan dan pengembangan arsitektur yang dilakukan oleh kerajaan pada masa tersebut.

Prasasti Leiden: Prasasti ini merupakan prasasti penting yang tidak ditemukan di Indonesia, namun disimpan di Leiden, Belanda. Prasasti ini memberikan informasi rinci tentang pemerintahan dan kegiatan raja-raja Sriwijaya. Prasasti ini menjadi sumber penting bagi penelitian dan pemahaman tentang sejarah Kerajaan Sriwijaya.

Dengan adanya prasasti-prasasti ini, kita dapat melacak jejak peradaban Kerajaan Sriwijaya dan menghargai warisan sejarah yang mereka tinggalkan. Prasasti-prasasti ini menjadi bukti yang tak ternilai harganya dalam memahami peran dan pengaruh Sriwijaya dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara


Kesultanan Palembang: Jejak Gemilang di Kota Palembang

Palembang sebuah kota yang terletak di ujung selatan pulau Sumatra, memiliki sejarah yang kaya dan gemilang. Salah satu episodenya yang tak terlupakan adalah era Kesultanan Palembang, yang memberikan pengaruh yang besar dalam perkembangan budaya dan politik di wilayah ini. Bergabunglah dengan kami dalam perjalanan melintasi waktu untuk memahami kejayaan Kesultanan Palembang dan warisan budayanya yang masih terasa hingga saat ini.

1. Awal Mula Kesultanan Palembang: Dari Kerajaan Sriwijaya ke Kedatuan Palembang

Jejak sejarah Kesultanan Palembang dimulai dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang mendominasi Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-13. Pada abad ke-13, Sriwijaya mengalami kemunduran dan Kedatuan Palembang muncul sebagai penerusnya. Pada tahun 1356, Kedatuan Palembang berubah menjadi Kesultanan Palembang dengan Sultan Muhammad Yusuf sebagai penguasa pertamanya

2. Kejayaan Kesultanan Palembang: Pusat Perdagangan dan Budaya di Nusantara

Kesultanan Palembang mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 dan ke-17. Palembang menjadi pusat perdagangan penting di Nusantara, dengan pelabuhan yang ramai dan jaringan perdagangan yang luas. Kemakmuran ekonomi ini berdampak pada kemajuan budaya dan seni, dengan pengembangan seni tari, seni ukir, dan seni kriya yang mengesankan.

3. Kehidupan di Istana: Sistem Pemerintahan dan Kehidupan Kerajaan

Istana Kesultanan Palembang menjadi pusat pemerintahan dan kehidupan kerajaan. Istana ini mencerminkan kemewahan dan keagungan Kesultanan Palembang. Sistem pemerintahan yang kokoh dan terorganisir menjadikan Palembang sebagai pusat kekuasaan yang kuat. Sultan sebagai pemimpin tertinggi dianggap sebagai pihak yang memiliki kekuasaan spiritual dan politik.

4. Warisan Budaya Kesultanan Palembang: Tari, Musik, dan Kesenian

Kesultanan Palembang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan seni dan budaya di wilayah ini. Salah satu warisan budayanya yang terkenal adalah tari Bedoyo, yang merupakan tarian istana yang elegan dan penuh makna. Musik tradisional seperti gamelan Palembang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Palembang. Selain itu, seni ukir, seni kriya, dan arsitektur istana menjadi saksi bisu dari kejayaan seni rupa Kesultanan Palembang.

5. Akhir Kesultanan Palembang: Penjajahan dan Pembubaran

Kejayaan Kesultanan Palembang berakhir pada awal abad ke-19 ketika wilayah ini jatuh ke tangan penjajah Belanda. Kesultanan Palembang dihapus pada tahun 1823 dan wilayahnya dibagi menjadi dua keresidenan besar. Meskipun Kesultanan Palembang telah berakhir secara resmi, warisan budaya dan sejarahnya tetap hidup hingga saat ini.

Kesultanan Palembang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan seni dan budaya di wilayah ini. Salah satu warisan budayanya yang terkenal adalah tari Bedoyo, yang merupakan tarian istana yang elegan dan penuh makna. Musik tradisional seperti gamelan Palembang juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Palembang. Selain itu, seni ukir, seni kriya, dan arsitektur istana menjadi saksi bisu dari kejayaan seni rupa Kesultanan Palembang.


Menjejaki Objek-Objek Wisata Kota Palembang

menyimpan keindahan yang tak tergantikan, kaya akan sejarah, dan pesona alam yang memukau. Ibu kota Provinsi Sumatra Selatan ini menawarkan objek wisata yang tak boleh dilewatkan bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi kekayaan budaya dan pesona alam Nusantara. Bergabunglah dengan kami saat kami memperkenalkan sejumlah objek wisata menakjubkan di Palembang, mengungkap pesona yang tersembunyi dan keajaiban yang menanti untuk ditemukan.

1. Benteng Kuto Besak: Simbol Kekuatan dan Sejarah

Langkah pertama kita membawa kita ke Benteng Kuto Besak, simbol kekuatan dan sejarah Kota Palembang. Dibangun pada abad ke-18 oleh Kesultanan Palembang, benteng ini menggambarkan kejayaan masa lalu dan menjaga cerita epik di dalam dinding-dindingnya. Tersesatlah di lorong-lorong sempit, jelajahi area persembunyian rahasia, dan hirup atmosfer sejarah yang kental. Dari puncak benteng, pemandangan kota yang menakjubkan akan memanjakan mata Anda.

2. Jembatan Ampera: Ikon Kota yang Megah

Tak lengkap rasanya berkunjung ke Palembang tanpa melihat Jembatan Ampera yang ikonik. Jembatan ini melintasi Sungai Musi, menghubungkan dua bagian kota dan menjadi simbol persatuan dan kemajuan. Saat malam tiba, gemerlap lampu-lampu Jembatan Ampera menciptakan panorama yang memesona. Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati pemandangan spektakuler ini sambil menjelajahi kuliner khas Palembang di sekitar jembatan.

3. Pulau Kemaro: Oase Ketenangan dan Spiritualitas

Terletak di Sungai Musi, Pulau Kemaro menawarkan oase ketenangan di tengah keramaian kota. Di pulau ini, Anda dapat mengunjungi Vihara Buddha Maitreya, sebuah kompleks kuil yang penuh dengan nuansa spiritualitas. Jelajahi arsitektur yang indah, patung-patung Buddha yang mengagumkan, dan ikuti ritual keagamaan yang memukau. Sambil berjalan di sepanjang tepi sungai, nikmati keindahan alam sekitar dan rasakan kedamaian yang melingkupi pulau ini.

4. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II: Jendela ke Masa Lalu

Bersiaplah untuk perjalanan melintasi waktu saat Anda mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Museum ini merupakan bekas istana dari Sultan Palembang yang menjadi rumah bagi koleksi artefak dan benda-benda bersejarah yang berharga. Jelajahi ruangan-ruangan yang elegan, saksikan artefak-arteafk peninggalan kerajaan, dan pelajari lebih lanjut tentang sejarah yang kaya dari panduan yang berpengetahuan luas. Museum Sultan Mahmud Badaruddin II membawa Anda pada perjalanan mendalam melalui masa lalu Palembang.

5. Pemandian Pulo Kemaro: Surga Relaksasi di Tengah Kota

Jika Anda mencari tempat untuk bersantai dan menyegarkan diri setelah menjelajahi kota, Pemandian Pulo Kemaro adalah pilihan yang sempurna. Tempat ini menawarkan suasana yang damai dan kolam air panas alami yang menyegarkan. Nikmati pijatan lembut dari aliran air panas, berendamlah dalam kehangatan yang menyembuhkan, dan nikmati momen relaksasi yang tak terlupakan. Pemandian Pulo Kemaro adalah tempat di mana kelelahan hilang dan kebahagiaan timbul.


Berburu Kuliner Palembang yang Terkenal Enak dan Menantang

Palembang, sebuah kota dengan warisan budaya yang kaya, juga dikenal sebagai surga bagi para pecinta kuliner. Dari hidangan tradisional yang menggoda selera hingga makanan jalanan yang menggugah selera, Palembang memiliki banyak kelezatan kuliner yang siap memanjakan lidah Anda. Bergabunglah dengan kami dalam perburuan kuliner yang menantang dan tak terlupakan di kota ini yang menggoda selera.

1. Pempek: Kelezatan Legendaris yang Tidak Tertandingi

Tidak ada yang lebih ikonik dari kuliner Palembang selain pempek. Hidangan ini terdiri dari adonan ikan yang lembut dan kenyal yang dicampur dengan bumbu rahasia, kemudian digoreng hingga kecokelatan sempurna. Pempek disajikan dengan kuah cuka yang asam pedas dan ditaburi dengan ebi (udang kering) yang renyah. Rasakan kelezatan pempek yang unik dan tidak tertandingi ini di warung pempek legendaris di Palembang.

2. Tekwan: Semangkuk Kehangatan dan Kaya Rasa

Tekwan adalah hidangan sup yang terdiri dari bola ikan yang lembut, jamur, daging udang, dan bihun. Kuahnya yang kaya rempah dan gurih membuatnya menjadi makanan yang sempurna untuk menghangatkan tubuh Anda. Tekwan disajikan dengan irisan daun seledri segar dan bawang goreng yang memberikan sentuhan segar pada hidangan ini. Rasakan kehangatan dan kelezatan tekwan yang memanjakan lidah Anda.

3. Mie Celor: Perpaduan Rasa dan Tekstur yang Menggoda

Mie Celor adalah hidangan mie khas Palembang yang menggoda selera dengan perpaduan rasa dan tekstur yang unik. Mie yang kenyal disajikan dengan kuah kental yang terbuat dari santan, bumbu rempah, dan udang segar. Tambahkan irisan telur rebus, irisan daun seledri, dan bawang goreng untuk memberikan kelezatan ekstra pada hidangan ini. Mie Celor adalah kelezatan yang harus Anda coba saat berada di Palembang.

4. Pindang Patin: Gurih, Manis, dan Lezat

Pindang Patin adalah hidangan ikan patin yang dimasak dengan kuah gurih, manis, dan lezat. Ikan patin yang segar direbus dalam kuah berbumbu dengan tambahan belimbing wuluh yang memberikan rasa segar pada hidangan ini. Pindang Patin disajikan dengan nasi putih hangat dan sambal yang pedas untuk memberikan kelezatan yang sempurna. Nikmati kelezatan ikan patin yang melumer di mulut Anda.

5. Laksan: Kelezatan Unik yang Membuat Anda Ketagihan

Laksan adalah hidangan unik dari Palembang yang terdiri dari ketupat lontong yang disajikan dengan kuah santan kental dan bumbu rempah khas. Hidangan ini biasanya disajikan dengan irisan ketupat, tauge, telur rebus, dan serundeng kelapa yang memberikan perpaduan rasa yang menggugah selera. Rasakan keunikan dan kelezatan Laksan yang akan membuat Anda ketagihan.


Palembang: Kota yang Memancarkan Kejayaan dan Warisan

Melalui perjalanan sejarah Kesultanan Palembang, kita dapat memahami kebesaran dan keindahan budaya yang pernah ada di kota ini. Warisan budaya yang kaya, seni yang megah, dan sistem pemerintahan yang kuat menggambarkan kejayaan Kesultanan Palembang. Hari ini, ketika berjalan di jalan-jalan kota Palembang, jejak sejarah dan kebesaran Kesultanan Palembang masih terasa dalam setiap bangunan dan kisah yang diceritakan. Yuk berkunjung dan menikmati objek wisatanya yang menarik dengan sejarah dan kuliner Palembang yang lezat dan menantang!


The Indonesia Adventure