Karya Monumental Raffles Tentang Jawa, The History of Java

Inggris dan Belanda sama-sama pernah membentuk koloni di Nusantara. Belanda menyerah kepada Inggris setelah Inggris mengerahkan 60 kapal ke Batavia tahun . Hindia Belanda yang berpusat di Batavia diserahkan ke Inggris.

Buku The History of Java karya fenomenal Raffles
Buku The History of Java karya fenomenal Raffles.

Pimpinan pemerintahan dipegang oleh Letnan Gubernur Jawa yang baru berusia 35 tahun yang bernama Thomas Stamford Bingley Raffles. Masa jabatannya dari tahun 1811 sampai dengan tahun 1816 yang bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal Inggris di India yaitu  Sir Gilbert Elliot Murray-Kynynmond atau yang dikenal dengan Lord Minto.

Setelah Lord Minto meninggal dunia tahun 1814, akhirnya Raffles yang awal karirnya sebagai juru tulis the East Indian Archipelago naik pangkat menjadi Gubernur Jenderal di Pulau Jawa sampai dengan tahun 1816.

Banyak kenangan Raffles di Jawa yang ia tulis dalam laporan-laporannya yang pada akhirnya ia bentuk menjadi sebuah buku yang cukup terkenal, "The History of Java" yang diterbitkan pada tanggal 10 Mei tahun 1817 oleh penerbit Jhon Murray.

Catatan-catatan selama masa bertugas Reffles yang akhirnya menjadi buku ini banyak mengenai kehidupan orang Jawa, berupa adat-istiadat, kondisi geografi saat itu, sistem pertanian yang digunakan masyarakat dan juga sistem perdagangan yang berkembang. Juga membahas mengenai bahasa yang digunakan dan juga tentang agama yang banyak dianut masyarakat di Jawa pada masa itu

Salah satu tulisan Raffles mengenai karakter orang Jawa. Menurut Raffles Orang Jawa itu karakter umumnya adalah dermawan dan ramah jika seandainya tidak  diganggu dan ditindas.

Selain itu mengenai karakter orang Jawa Raffles juga menulis dalam History of Java, bahwa dalam kontek hubungan dimasyarakat Orang Jawa memiliki sikap yang baik, lemah lembut, berkasih sayang dan penuh perhatian terhadap sesama.

Catatan lainnya Raffles mengenai tingkat regiusitas menjelaskan bahwa orang Jawa itu pada umumnya jujur, patuh, bijaksana dan beriman. Untuk kejujuran Orang Jawa, Raffles memberikan contoh dalam perilaku berdagang orang Jawa berprilaku jujur dengan mengatakan secara terus terang dan jelas dalam berdagang.

Menurut Raffles menilai karakter dan budaya Orang Jawa harus dilihat dari kalangan sebagian besar para petani dan pekebun yang diperkirakan populasinya empat per lima populasi.

Dari sekian banyak catatan tentang  Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Raffles mungkin yang terbanyak dengan kenangan yang baik dibandingkan dengan masa pemerintahan lainnya yang memberikan dampaknya bahkan sampai sekarang ini setelah Indonesia merdeka.

Salah satu yang terpenting dari peran Raffles adalah saat eskavasi awal candi-candi di Jawa. Tentunya yang terbesar adalah saat masa penemuan dan eskavasi awal Candi Borobudur tahun 1814 dan Candi Prambanan yang hasilnya bisa kita lihat sampai sekarang.

Candi Borobudur yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia
Candi Borobudur yang menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.

Penamaan Candi Borobudur pun dibuat oleh Raffles yang awalnya bernama Borebudur karena candi megah tersebut ditemukan di dekat Desa Bore',  lalu oleh Raffles diganti menjadi Borobudur.

Untuk ekskavasi Candi Prambanan malah lebih awal dari Candi Prambanan yaitu sejak awal mula Raffles menjabat  tahun 1811, ia mendapatkan informasi mengenai  penemuan adanya runtuhan bebatuan  candi. Hal ini membuat  Thomas Stamford Raffles penasaran. Raffles menugaskan surveyor Colin Mackenzie untuk melihat langsung penemuan tersebut yang menjadi awal dari berbagai tahapan penelitian dan eskavasi Candi Prambanan.

Candi Prambanan saat ini di Jawa Tengah, Indonesia.

Kenangan lainnya adalah pembangunan pusat botani berupa Kebun Raya Biogor yang awalnya berupa taman kota Kerajaan Sunda dari sejak masa Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) seperti yang tertulis dalam prasasti Batutulis.

Pada awalnya di masa Raffles kebun ini digunakan untuk percobaan tanaman perkebunan yang akan digunakan pada perkebunan-perkebunan Hindia Belanda, namun ternyata perkembangannya lebih meluas untuk berbagai keperluan dunia ilmu pengetahuan botani di Hindia Belanda dan selanjutnya diteruskan oleh Pemerintah Indonesia.

Raffles juga mengembangkan Bataviaach Genootschap yaitu suatuperkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang berpusat di Batavia.

Setelah Kerajaan Belanda di Eropa jatuh ketangan Napoleon Bonaparte dari Prancis, akhirnya Reffles dipindahkan menjadi Gubernur Jenderal Sumatra tahun. Raffles lebih banyak bertugas di Bengkulu. Hal inilah yang menyebabkannya menemukan dan mencatat bunga terbesar yaitu Rafflesia Arnoldi yang banyak ditemukan di hutan-hutan Sumatra Dibagian selatan. Setelah bertugas di Sumatra akhirnya Raffles pindah tugas ke Singapura.

The Indonesia Adventure Team Written